Senin, 30 April 2012

HARDIKNAS

menyambut hardiknas 2 mei, sy lampirkan tulisan tak seberapa ini untuk menjadi Telaah bagi saya dan bagi yg sepakat dengan ini semua, mari kita sama2 cermati dan koreksi tulisan ini

Yang diharapkan rakyat kita adalah dapat mencari nafkah hidup lebih mudah, mereka tidak faham apa arti inflasi, Deflasi, penurunan suku bunga, pajak macet, hutang menumpuk, anggaran cadangan, GDP, GNP, pendapatan perkapita atau kurs dollar naik. Tambah lagi rakyat kita tidak paham bahasa-bahasa kiasan. Satu contoh, “pendidikan gratis untuk wajib belajar 9 tahun” mendengar itu, rakyat kita yang umumnya petani, tidak mau lagi membantu sekolah meski sedikit “sekolah kan gratis, jadi tidak perlu bayar lagi” sepandai apapun komite sekolah menjelaskan akhirnya malah jadi bumerang “alahhh, pasti komite sekolah dengan sekolah berkomplot cari untung, wong pemerintah saja di TV itu bilang sekolah gratis kok” Apa malah tidak runyam akibatnya ? Hal itu di sebabkan pemahaman mereka dangkal dan sepotong.

Para elit politik mengatakan bahwa rakyat Indonesia miskin, mendengar itu rakyat juga menerima mentah-mentah dan menyimpulkan kalau mereka miskin. Efeknya, meski punya penghasilan layak, mereka tidak kalah serunya antri BLT. “lha si paijo itu punya sapi 5 saja dapat BLT kok, aku juga harus dapat. Kita kan sama-sama orang miskin” (maka itu banyak yg tidak setuju jika diadakanya BLTM menjelang tidak jadinya kenaikan BBM)

Coba elit politik kita sekaliii saja mengatakan ” Bangsa Indonesia adalah bangsa yang kaya, tidak kalah dengan negara-negara lain” mungkin rakyat kita malu jika mengatakan dirinya miskin.

Ajari rakyat untuk tidak saling mengina. Jika pemimpin-pemimpin kita setiap hari pekerjaannya saling tuding saling hina, bagaimana rakyat bisa percaya pada pemerintah. Paling tidak, pepatah ” Manusia tempat salah, manusia tidak ada yang sempurna” harus dijadikan dasar.

Buat rakyat Indonesia bangga dengan Bangsa dan Negaranya. Kita bukan bangsa Indon yang bisa dibeli. Stop TKI bekerja diluar negeri. Buat rakyat kita bangga makan singkong.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar